Tragis! Pria di Cirebon Bunuh Ayah Kandung Gara-Gara Tak Diberi Uang Rp50 Ribu

CIREBON, TINTAHIJAU.com – Peristiwa tragis mengguncang Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Seorang pria berinisial NR (28), warga Kecamatan Losari, tega menghabisi nyawa ayah kandungnya sendiri hanya karena tidak diberi uang sebesar Rp50 ribu. Kejadian mengenaskan ini terjadi pada Minggu (24/3/2025) dini hari, di sebuah bengkel tambal ban yang terletak di Jalan Raya Pantura, Kecamatan Gebang.

Kapolresta Cirebon, Kombes Pol Sumarni, mengungkapkan bahwa pelaku mendatangi korban yang saat itu tengah tertidur. Tanpa banyak bicara, NR membangunkan sang ayah dan meminta uang. Namun, permintaan tersebut ditolak, yang kemudian memicu emosi pelaku.

“Pelaku mendatangi korban yang sedang tidur, lalu membangunkannya dan meminta uang sebesar Rp50 ribu. Namun saat permintaannya ditolak, pelaku langsung memukul kepala korban dengan palu hingga tewas di tempat,” ujar Sumarni dalam konferensi pers di Mapolresta Cirebon, Rabu (14/5/2025).

Dalam keterangannya kepada polisi, NR mengaku nekat melakukan pembunuhan karena merasa sakit hati. Tidak hanya ditolak, sang ayah juga diduga meludahi dan mengeluarkan kata-kata kasar saat dimintai uang.

“Kesal aja ke bapak saya karena meludahi dan mengeluarkan bahasa kasar waktu meminta uang sebesar Rp50 ribu,” ungkap NR saat dihadirkan dalam konferensi pers.

Barang bukti yang diamankan dalam kasus ini meliputi sebuah palu besi yang digunakan sebagai senjata serta pakaian pelaku, yakni kemeja lengan pendek yang masih berlumuran darah.

Atas perbuatannya, NR kini mendekam di sel tahanan Polresta Cirebon dan dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan, dengan ancaman hukuman maksimal pidana mati atau penjara seumur hidup.

Kapolresta Cirebon juga mengimbau masyarakat untuk memperkuat komunikasi dalam keluarga serta tidak segan mencari bantuan pihak berwenang apabila menghadapi konflik serius.

“Kami (Polri) mengimbau masyarakat untuk lebih terbuka dalam komunikasi keluarga serta mencari bantuan pihak berwenang jika menghadapi konflik serius agar tragedi serupa tidak terulang,” pungkas Sumarni.