Tuk Jimat di desa Bumijawa Kabupaten Tegal merupakan sumber mata air alami pegunungan yang mengalir deras dan airnya sangat jernih. Penulis mencatat review ini setelah berkesempatan berkunjung ke lokasi Tuk Jimat.
Dari berbagai sumber, diketahui bahwa Tuk Jimat adalah mata air keramat yang terletak di Bumijawa, Tegal. Mata air ini berkaitan dengan cerita Mbah Camuluk atau Mbah Wali Mayakerti. Seorang tokoh yang menyebarkan agama Islam di daerah tersebut.
Masyarakat Bumijawa memiliki tradisi Jamasan Bende Camuluk di Tuk Jimat. Ritual jamasan setiap tahun sebagai ungkapan syukur atas mata air tersebut dan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
Sejarah Tuk Jimat
Antara Mbah Wali Mayakerti dan Tuk Jimat Bumijawa Tegal juga memiliki kaitan erat dengan sejarah Desa Bumijawa. Website Desa Bumijawa mengungkap, sejarah terbentuknya Desa Bumijawa berawal dari keinginan Mbah Wali Mayakerti saat itu untuk membuka lahan pertanian. Keinginan tersebut juga mendorongnya untuk mencari sumber mata air.
Ketika sedang mencari kayu, Mbah Wali Mayakerti melihat burung Kuntul terbang mengitari sebuah tempat yang diyakininya sebagai ada air di sekitar tempat tersebut. Mbah Mayakerti kemudian menghampiri tempat yang dikitari oleh burung Kuntul.
Baca juga Sejarah Bedug, Sudah Ada Sejak Zaman Majapahit ?
Sesampainya di tempat tersebut, Mbah Wali Mayakerti melihat burung KUntul itu sedang mematuk sebuah benda di atas tanah. Setelah lebih dekat, ternyata benda tersebut adalah kenong atau bende (sejenis gamelan Gong). Ketika Bende tersebut diangkat, lalu munculah sumber mata air yang deras dan bersih.
Tuk Jimat Kali Bulakan
Hari ini, masyarakat desa Bumijawa menyebut sumber mata air tersebut dengan Tuk Jimat Kali Bulakan. Dalam bahasa Jawa, Tuk berarti Sumber Mata Air, biasanya Tuk (sumber mata air) berada di tempat yang unik seperti di lereng gunung, lembah atau di dalam hutan.
Tuk Jimat Kali Bulakan Bumijawa Tegal ini juga berada di dalam hutan, lokasinya berada sekitar 1 kilo meter dari Kota Kecamatan Bumijawa. Memasuki kawaan Tuk Jimat Kali Bulakan, kita dimanjakan dengan suasana sejuk di mana pohon besar menjulang tinggi mengapit jalan masuk sekitar 100an meter. Di ujung jalan masuk, kita harus turun melalui tangga berkeramik dengan turunan yang cukup curam.
Ada lebih dari 90-an tangga menuju Tuk Jimat Kali Bulakan, dan harus berhati-hati agar tidak terpeleset saat melaluinya. Sesaat ikut membayangkan bagaimana saat itu Mbah Wali Mayakerti menemukan sumber mata air Tuk Jimat Bulakan di Bumijawa.
Konon, nama Bulakan berasal dari kata bulak-bulak yang kurang lebih berarti membludak. Ya karena Tuk atau sumber mata air itu memancarkan air dari dalam tanah melimpah membludak. Dari riwayat itu, masyarakat menyebutnya dengan Tuk Kali Bulakan, karena sumber mata air ini juga merupakan hulu kali (sungai) Bulakan.
Ritual 12 Maulid di Tuk Jimat Kali Bulakan
Masih menurut Website Desa Bumijawa, pada suatu waktu Mbah Wali Mayakerti menemukan sumber mata air tersebut yang kemudian bernama Kali Bulakan. Awalnya Mbah Wali Mayakerti menemukan alat gamelan kecil berupa Bende (Kenong. atau Gong dalam bentuk yang lebih kecil).
Mbah Wali Mayakerti menggunakan Bende (Kenong. atau Gong) untuk menutupi Tuk Jimat Bulakan Bumijawa. Fungsi dari Bende (Kenong. atau Gong) ini kemudian memiliki keramat dan keberadaanya menyerupai jimat yang harus dirawat.
Baca juga Ziarah ke MakamMbah Wali Mayakerti Bumijawa Tegal
Untuk merawat Bende (Kenong. atau Gong), masyarakat Bumijawa menggelar ritual setiap tanggal 12 Maulid atau Rabiul Awal. Ritual tahunan ini untuk mengenang jasa Mbah Wali Mayakerti Bumijawa. Menurut cerita penduduk setempat, pembukaan pintu bangunan Tuk Jimat Bumijawa Tegal hanya setahun sekali bersamaan dengan memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
Sumber Mata Air Masyarakat Tegal dan Brebes
Sumber mata air Tuk JImat bermanfaat sebagai ”sumber kahuripan” atau sumber kehidupan bagi masyarakat Desa Bumijawa dan sekitarnya hingga saat ini. Mereka memanfaatkannya untuk mengaliri lahan pertanian dan sebagai sumber air untuk kehidupan sehari-hari.
Sumber Mata Air Alami dan jernih itu ada dalam penguasaan Pemerintah Kota Tegal meski secara administratif ada di wilayah Kabupaten Tegal. Demikian ungkap Sekretaris Kecamatan Bumijawa yang mendampingi kami rihlah dan berkunjung ke Tuk Jimat.
Situs tirtabahari menyebutkan bahwa Sumber Mata Air Bulakan Bumijawa atau Tuk Jimat menjadi cikal bakal berdirinya PERUMDA TIRTA BAHARI KOTA TEGAL Masyarakat di 3 wilayah: Kota Tegal, Kabupaten Tegal dan Kabupaten Brebes turut memanfaatkan Sumber Mata Air tersebut. Masing-masing melaksanakan pengelolaan air setelah era otonomi daerah.